PROPOSAL
USAHA KECIL BISNIS
WARUNG AYAM GORENG KREMES
Oleh :
Eka Helen Prasetyo Wibowo
04209117
Sistem Informasi
Bab 1
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1.
Tujuan Pengembangan Proyek
Dalam
rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan
seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif, Kreatif, Penuh
perhitungan dan Berorientasi Pasar.
Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik, Itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial, Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran
Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik, Itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial, Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran
1.2.
Studi Kelayakan Proyek
Dari Pengamatan Langsung di Rumah
Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal dimana rata rata pengunjung setiap
hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa Ayam Goreng Kremescukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi
layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesyang kurang terkenal yang notabene adalah produk sejenis dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesdimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor. Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesyang kurang terkenal yang notabene adalah produk sejenis dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesdimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor. Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
1.
Keuntungan
yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
2.
Keuntungan
bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya
sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan
demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15%
dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3.
Usulan Proyek
Dari
Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity
diharapkan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesini layak untuk
dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini
adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah dan sekitarnya
sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari
usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremes serta tidak perlu
memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan
Produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
Pengembangan Produk
2.1. Konsep
Produk
Seperti telah diketahui bersama ada
beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng
Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesserta
banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis
Ayam Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap
jenis Ayam Goreng Kremesan.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2. Pengembangan
Produk
Pengembangan produk kedepan untuk
produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan
Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan
atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara
penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model
Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap
Produk Ayam Goreng Kremesmengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam
Proses membuatnya.
2.3. Uji
Produk
Setelah kita mampu membuat produk
Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan
untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, kekenyalannya,
kering dan tidaknya, serta yang tidak kalah penting adalah Higienisnya. Diperlukan
minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan , tingkat pendidikan
serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk
ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan.
2.4. Persiapan
Produksi
Setelah kita mengetahui keinginan
konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi.
Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan, Alat Pengolah, Tempat Produksi, serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.
Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-. Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan, Alat Pengolah, Tempat Produksi, serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.
Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-. Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
Positioning Produk
3.1. Segmentasi
Targeting Dan Positioning Produk
Segmentasi Produk adalah proses
menempatkan Konsumen dalam sub kelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli
memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku
Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah
Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang
memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon
yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran.
Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran.
Dalam hal positioning Produk Ayam
Goreng Kremesini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa
yang sama dengan Ayam Goreng Kremesyang sudah terkenal namun harganya terjangkau
oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple
adalah Ayam Goreng Kremesdengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini
mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki
nilai lebih.
3.2. Uji
Studi Positioning Produk
Dalam melakukan uji Positioning
Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk
tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita
bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai
tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk
Ayam goreng Kremesmaka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan
uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang
tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji
produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk
Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian
dsb. Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada
kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
Bab 4
Marketing Mix
Marketing Mix
4.1. Penentuan
Harga
Setelah menentukan Positioning
Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning
tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah
Marketing Mix
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Goreng Kremesdimana
Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga
menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul
dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat
terjangkau oleh masyarakat bawah.
Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung.
Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung.
4.2. Penentuan
Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat
dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan
lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label
tertentu.
Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja.
Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja.
Dengan demikian dalam membuat ayam
Goreng Kremesini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesbegitu
saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda
dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan
semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana
Ayam Goreng ini dibuat.
4.3. Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat
ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan
menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi
Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik
dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan
Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen
misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo
Memasak dan lain sebagainya.
Untuk Produk ayam goreng Media
Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana
konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu
ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk
mempromosikan kepada orang lain.Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk
melakukan promosi Above The Line misalnya.
4.4. Distribusi/Tempat
Penjualan
Tempat penjualan produk ayam goreng
ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang
padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena
dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying
Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera
tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal
baru akan timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
Uji Pemasaran
5.1. Strategi
Penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan
lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat
Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala
kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan
langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk
food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang
suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya.
Namun demikian guna mengantisipasi
penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak
menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu
tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesini sangat unik,
tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat
High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara
yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan
Ayam goreng Kremesini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesini
dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita
gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah
atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan
pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2. Studi Hasil Penjualan
Untuk melihat apakah penjualan
sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target
penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi
untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan
angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65%
maka kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap tahap awal
kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita
jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
Bab 6
Penutup
Penutup
Bahwa
dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam
memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun
usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan
disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian
ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan
perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena
sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek
Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal
lama kelamaam tersedot habis. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha
belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas
dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih
besar.